Kisah Kejujuran Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani Yang Menjadikan Tobatnya Pemimpin Perampok Beserta Anak Buahnya !! Baca Kisahnya Berikut... - Kabar media

Kisah Kejujuran Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani Yang Menjadikan Tobatnya Pemimpin Perampok Beserta Anak Buahnya !! Baca Kisahnya Berikut...

Cerita ini terjadi pada pimpinan perampok, sebut saja namanya Qais bin Malik waktu akan mengambil paksa barang-barang punya Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani. Ia mengurungkan tujuannya sekalian tobat setelah kagum dengan kejujuran calon korbannya. 

Qais bin Malik yang di kenal sebagai pimpinan perampok yang kejam serta tidak kenal kompromi. Ia merajai hampir seluruh wilayah yang menuju ke Baghdad, pusat peradaban Islam saat itu.

Telah banyak musyafir serta beberapa kafilah yang dirampas hartanya tanpa dapat melawan sedikitpun karena Qais juga mempunyai anak buah yang banyak. 

Tetapi disuatu hari Qais alami kejanggalan dalam menggerakkan tindakan jahatnya. Waktu itu ia akan merampok semuanya barang bawaan beberapa kafilah yang di dalamnya ada Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani. 

Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani saat itu masih berusia 18 th., ia berniat menimba pengetahuan agama di negeri Baghdad. Dalam perjalanannya, beberapa khalifah itu terserang oleh 60 orang perampok. 
  
Semua harta kafilah itu dirampasnya namun anehnya tidak ada satu juga perampok yang mengusik Abdul Qadir. 

Kelihatannya mereka tertipu dengan baju lusuh yang dikenakan ulama sufi itu serta menduga Syeikh Abdul Qadir tidak miliki harta bernilai. 

Akan tetapi, akhirnya ada seorang perampok yang hampiri Syeikh Abdul Qadir. 

 " Berilah pada kami apa saja yang anda bawa, " kata Qais sembari memegang pedangnya. 

 " Aku hanya mempunyai 40 dirham yang tersimpan didalam bajuku, " tuturnya jujur. 

Memperoleh penjelasan pasrah Syeikh Abdul Qadir muda yang seolah tanpa perlawanan itu, Qais malah menjadi heran. Selama bertahun-tahun merampok, ia tidak pernah menemukan orang sejujur yang ia jumpai itu. Umumnya calon korbannya akan mengakui tak miliki barang bernilai atau berupaya kabur. 

Untuk menunjukkan pengucapan calon korbannya itu, Qais juga menyuruh anak buahnya untuk memotong baju yang dipakai Syeikh Abdul Qadir serta ditemukanlah 40 dirham itu. 

 " Wahai pemuda, kenapa engkau demikian mudahnya menyebutkan barang berhargamu, walau sebenarnya engkau tahu bila kami akan merampasnya, " bertanya perampok itu. 

 " Saya sudah berjanji pada ibuku akan meninggalkan perkataan bohong serta selalu berkata jujur, kapanpun serta dimana saja, " jawab Syeikh Abdul Qadir. 

Demikian mendengar penjelasan itu, kepala perampok itu segera menangis serta menginsyafi semua kesalahannya. Ia bersujud serta bersimpuh dihadapan Syeikh Abdul Qadir AL-Jaelani. 

Ketua penyamun bersumpah tidak akan merampok lagi. Dia bertaubat dihadapan Abdul Qadir serta diikuti oleh semuanya pengikutnya. 

Sebelumnya pergi merantau, Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani memanglah memohon izin pada ibunya. Kemauan yang mulia itu juga disetujui oleh ibunya. Ibunya tidak dapat menghalang-halangi harapan murni anaknya walau sebenarnya ia berat melepas anaknya jalan sendirian melalui bebatuan yang tajam serta terik matahari yang panas. 

 " Ibu tidak akan menahan hasratmu, namun sebelumnya pergi, berjanjilah suatu hal pada ibu, " kata Ibunda Syekh Abdul Qadir. 

 " Apakah itu wahai ibu, " bertanya Syeikh Abdul Qadir. 

 " Jangan sampai anda berkata bohong sedikitpun, pegang penuh kejujuran, " kata ibu. 

Karena kejujuran Syeikh Abdul Qadir itu, Qais serta semua pasukannya juga bertaubat serta ia memahami pengetahuan agama Islam dengan berguru pada Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani. 

Subhanallah sungguh mulia sekali akhlak waliyullah yang satu ini. Semoga kita dapat meneladani karakter beliau dengan selalu berupaya berkata jujur meskipun kita ini cuma manusia umum yang tidak luput dari kekeliruan namun semoga Allah senantiasa memberi kita ketabahan serta kesabaran selalu untuk hadapi cobaan yang silih bertukar ini. Wallahu A'lam
Diberdayakan oleh Blogger.