Awas, Sepuluh Kesalahan Wudhu Ini Dapat Batalkan Shalat, No. 6 Pasti Pernah Atau Sering Kamu Lakukan..!!! - Kabar media

Awas, Sepuluh Kesalahan Wudhu Ini Dapat Batalkan Shalat, No. 6 Pasti Pernah Atau Sering Kamu Lakukan..!!!


Kedudukan wudhu juga begitu krusial dalam Islam. Beribadah ini  adalah syarat harus yang perlu dilakukan sebelum melakukan salat. Bila tidak benar wudhunya, maka akan berpengaruh pada kesempurnaan salat. 

Tetapi, sebagai umat Islam masih sering melakukan beberapa kesalahan saat berwudhu. Walau sebenarnya dalam satu kisah diterangkan kalau aktivitas bersuci ini menjadi salah satu penentu apakah salat seorang di terima atau tidak. Lalu bagaimana jadinya salat seseorang jika ketika berwudhu saja telah melakukan kesalahan? 

Awas, Sepuluh Kesalahan Wudhu Ini Bisa Batalkan Shalat, No. 6 Tentu Pernah Anda Lakukan. 
Di bawah ini 10 kesalahan umum waktu berwudhu yang perlu anda ketahui. Terkadang seseorang terasa wudhunya telah benar, tetapi nyatanya masihlah ada kesalahan yang perlu diperbaiki. Apa sajakah 10 kesalahan itu? Tersebut ringkasannya. 

Pertama, tak membaca Bismillah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak sempurna wudhu’ sesorang yang tidak membaca basmallah”, (HR. Ahmad). Ke-2, tak sempurna membersihkan anggota wudhu. Hal ini menyebabkan ada beberapa anggota wudhu yang tidak terbasuh oleh air. 

Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam kitab Shahihnya. Dari Muhammad bin Ziyad, dia berkata : “Aku mendengar Abu Hurairah—saat itu beliau melalui kami, serta beberapa orang tengah berwudhu : ”Sempurnakanlah wudhu kalian, sebenarnya Abul Qosim (Rasulullah) bersabda : 

”Celakalah tumit-tumit (yang tidak terbasuh air saat berwudhu) dari api neraka. ” Serta dari Khalid bin Mi’dan dari beberapa istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

”Sesungguhnya Rasulullah melihat seseorang lelaki yang shalat sedangkan di punggung kakinya ada sisi mengkilap karena tak terbasuh oleh air wudhu seukuran duit dirham (uang logam), jadi Nabi menyuruhnya untuk mengulang wudhunya. ” (HR. Imam Ahmad serta Abu Dawud memberikan : serta (mengulang) shalat). 

Ketiga, membersihkan anggota wudhu kian lebih 3 kali. Ini yaitu kuatir dari setan, lantaran Rasulullah tak pernah memberi cucian dalam wudhu kian lebih tiga kali, seperti yang tsabit dalam Shohih Al-Bukhary kalau (Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- berwudhu tiga kali-tiga kali). 

Maka yang harus atas seseorang muslim yaitu buang semuanya kuatir serta keragu-raguan (yang nampak) sesudah selesainya wudhu serta jangan dia memberi kian lebih tiga kali cucian untuk menolak kuatir yang disebut satu diantara tipuan setan. 

Ke empat, boros dalam pemakaian air. Ini yaitu terlarang berdasarkan firman Allah Ta’ala : “Dan jangan sampai kalian berlebih-lebihan. Sebenarnya Allah tak suka pada orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-An’am : 141 serta Al-A’raf : 31). 

Rasulullah juga bersabda mengenai hal ini : “Janganlah kalian boros dalam (pemakaian) air”, maka beliau (Sa’ad) berkata, “Apakah dalam (permasalahan) air ada pemborosan? ”, beliau bersabda, “Iya, meskipun anda ada di sungai yang banyak airnya” (Kisah Ahmad). 

Ke lima, menyebutkan nama Allah didalam WC atau masuk ke dalamnya dengan membawa suatu hal yang di dalamnya ada dzikir pada Allah. Ini yaitu hal yang makruh jadi sepantasnya untuk seseorang muslim untuk menjauhinya. Dari Ibnu ‘Umar -radhiallahu ‘anhuma- beliau berkata : 

“Ada seseorang lelaki yang berlalu sesaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tengah kencing. Jadi orang itu juga mengatakan salam namun Nabi tak membalas salamnya”. (Kisah Muslim). Hal semacam ini lantaran menjawab salam yaitu termasuk juga dzikir. 

Ke enam, beristinja’ (membersihkan d**ur) sesudah buang angin (kentut). Tak ada istinja’ saat buang angin (kentut). Istinja cuma pada buang air kecil serta buang air besar, jadi tak disyari’atkan untuk orang yang kentut untuk beristinja sebelumnya berwudhu. 

Hal semacam ini karena dalil-dalil syari’at tak ada yang menerangkan bakal istinja’ dari kentut, yang ada hanya penjelasan kalau kentut yaitu hadats yang mengharuskan wudhu, serta semua puji cuma punya Allah atas keringanan dari-Nya. 

Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Tidak ada dalam Al-Kitab, tak juga dalam sunnah Rasul-Nya ada istinja dalam kentut, yang ada hanya wudhu”. (Al-Minzhar fi Bayan Al-Akhtha` Asy-Syai’ah karya Asy-Syaikh Saleh bin Abdil Aziz Alu Asy-Syaikh). 

Ketujuh, tertidur lalu tak mengulang wudhu. Beberapa orang tertidur di masjid, lalu jika iqamat dikumandangkan dibangunkan oleh orang di sampingnya lantas segera bangkit shalat tanpa ada berwudhu lagi. 

Orang yang seperti ini harus baginya untuk berwudhu, lantaran dia lelap dalam tidurnya. Mengenai bila dia sebatas mengantuk serta tidur enteng hingga masihlah tahu siapa yang ada di sekelilingnya, jadi tak harus baginya untuk berwudhu lagi. 

Kedelapan, meninggalkan Istinsyaq serta Istintsar. Istinsyaq yaitu hirup air melalui hidung hingga ke pangkal hidung, serta Istintsar yaitu mengeluarkannya (air yang dihirup tadi) dari hidung. Beberapa golongan muslimin saat bewudhu cuma memasukan jarinya yang basah kedalam hidung. 

Dalil mengenai Istinsyaq serta istintsar yaitu hadits yang ada dalam Shahih al-Bukhari : Dari Humran, (beliau menyifati wudhu Utsman radhiyallahu ‘anhu). Lalu ia memasukkan tangan kanannya di bejana, lantas ia berkumur, hirup air ke hidung (serta mengeluarkannya, l/49). 

Serta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ”Barangsiapa berwudhu, sebaiknya ia hirup air ke hidung (serta mengembuskannya kembali) ; serta barangsiapa yang lakukan istijmar (bersuci dari buang air besar dengan batu), sebaiknya mengerjakannya dengan ganjil (tak genap). ” 

Kesembilan, berasumsi menyeka leher disarankan. Walau sebenarnya tak sekian, ia tak disarankan serta tak termasuk juga beribadah wudhu. Paling akhir, doa ketika membersihkan anggota wudhu. Imam an-Nawawi berkata, “doa ketika membersihkan anggota wudhu tak mempunyai basic. ” 

Dalam fatwa Lajnah Daimah Nomer. 2588 disebutkan, “Tidak ada doa dari Nabi saw ketika membersihkan serta menyeka anggota wudhu serta doa yang dijelaskan dalam soal ini yaitu bikinan orang tak berdasarkan. 

Hal yang dikatahui dengan cara syar’i yaitu basmalah dimuka wudhu, mengucap dua kalimat syahadat diakhir wudhu, serta ditambah dengan : “Ya Allah jadikanlah saya termasuk juga beberapa orang yang bertaubat serta jadikanlah saya termasuk juga beberapa orang yang bersuci. ” 

Wallahu’alam. Mudah-mudahan Allah memperkenankan semua usaha kita dalam menyempurnakan beribadah serta terima semua amalan yang kita kerjakan hanya cuma untuk mengharap keridhoan-Nya.

Diberdayakan oleh Blogger.